SAMOSIR (HARIANSTAR.COM) – Melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT Pelindo Regional 1 bersama Baitulmaal Muamalat (BMM) menjalankan Program Bebas Karbon dengan pembuatan briket arang dengan pemanfaatan limbah bonggol jagung di Rumah Berdaya Pelindo Regional 1, Desa Huta Tinggi, Kabupaten Samosir, Selasa (16/9/2025).
Regional Division Head Pelayanan SDM dan Umum Regional 1, Basri Alam menyampaikan Program Bebas Karbon diinisiasi sebagai upaya Pelindo dalam berkontribusi untuk mengurangi polusi yang mengandung karbon dioksida.
“Di Desa Huta Tinggi ini mayoritas petani jagung. Paska panen bonggol jagung itu biasanya dibakar karena dianggap tidak dapat diolah. Kami hadir untuk mengurangi proses pembakaran tersebut dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat bahwasanya bonggol jagung bisa diolah menjadi produk bernilai jual,” ujar Basri Alam.
Ditambahkannya, selain akan dimanfaatkan menjadi briket arang, produk turunan dari bonggol jagung ini juga akan diolah menjadi pakan ternak dan juga kompos, sehingga produk ini juga menjadi bermanfaat kepada masyarakat Desa Huta Tinggi.
“Kami juga menyiapkan tenaga pendamping yang menetap di Desa Huta Tinggi untuk memastikan seluruh rangkaian program terlaksana dengan baik. Dalam implimentasinya kami menjalankan beragam kolaborasi baik dari pihak BMM sebagai mitra pelaksana, serta beberapa pegiat lingkungan untuk suksesi Desa Bebas Karbon. Program ini juga dilaksanakan berbasis kelompok,” tutupnya
Kepala Desa Huta Tinggi, Pergaulan SIlalahi turut memberikan apresiasi untuk program ini. Ia beraharap program Desa Bebas Karbon bisa terealisasi dengan baik salah satunya dengan mengenalkan dan melakukan pelatihan briket dari limbah jagung. “Semoga desa kami bisa jadi pelopor pertama briket arang di Kabupaten Samosir ini, serta bisa jadi peluang usaha untuk masyarakat,” katanya.
Pelatihan Briket Arang Sehat
Pelindo bersama BMM dalam program ini juga menghadirkan pegiat lingkungan dari Rumah Briket Medan. Hadir sebagai narasumber Ir. Rena Arifah, M. Si yang menjelaskan bahwa limbah pertanian khususnya bonggol jagung bisa sangat bermanfaat.
“Limbah pertanian, seperti bonggol jagung itu bisa sangat bermanfaat kalau kita mampu mengolahnya dengan baik. Seperti fokus saat ini, kita akan membuat briket arang sehat dari bonggol jagung. Bukan hanya bisa menjaga lingkungan, ini bisa jadi program berkelanjutan dan menjadi peluang usaha baru,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan, pentingnya melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk bumi, dengan memanfaatkan tantangan saat ini.
“Saat ini, sampah/limbah adalah tantangan dan mari menjadikan itu peluang, dengan menjadikan sampah jadi uang. Karena, bekerja jangan hanya dengan kepentingan, tapi lakukanlah sesuatu yang bermanfaat untuk bumi dengan menjaga lingkungan,”ujarnya.
Salah satu masyarakat Desa Huta Tinggi, Nofwandry Sitanggang, mengungkapkan antusiasnya dan berharap pembuatan arang ini bisa terwujud dari desa.
Mewakili BMM, Budi Syahputra selaku mitra pelaksana program Pelindo, menjelaskan fokus di bulan September ini Masyarakat akan mendapatkan pelatihan kapasitas dari berbagai ekspertis dibidangnya seperti pembuatan briket arang, pembuatan pakan hingga kompos.
“Kami juga akan melakukan pendampingan mandiri, sehingga kelompok yang sudah dibentuk menjadi terbiasa dalam pengolahan bonggol jagung. Program ini dilakukan secara berkelompok yang sudah disahkan oleh Kepala Desa dengan nama Marsada Tani Huta Tinggi,” jelas Budi. (RED)