MEDAN (HARIANSTAR.COM) – Distribusi beras dalam jumlah signifikan oleh Bulog tentunya akan direspon positif pasar, khususnya para konsumen di wilayah Sumut. Terlebih harga beras SPHP yang disalurkan dihargai 13.100 per Kg.
“Jumlahnya sekitar 8.400 ton itu terbilang cukup signifikan ditengah musim panen yang tengah berlangsung di Sumut. Panen yang dimulai sejak agustus kemarin telah menekan harga beras di level kilang dalam rentang 13.300 hingga 13.800 per Kg, jelas Gunawan Benjamin, Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Rabu (10/9) siang.
Namun,lanjutnya memang penurunan harga beras terbilang lamban belakangan ini. Bahkan BPS mencatat ada kenaikan harga beras di bulan agustus kemarin. Walaupun temuan saya dilapangan terdapat sejumlah beras yang alami penurunan di bulan kemarin. Sayangnya penurunan tidak terjadi serentak, bahkan masih ada beras yang justru mengalami kenaikan harga, ujarnya.
Langkah Bulog diharapkan mampu menjadi pemicu penurunan harga beras di level konsumen. Karena petani sendiri juga menjual gabahnya dalam rentang 6.200 hingga 6.700 per Kg, atau lebih rendah dari bulan Juli yang sempat menyentuh 8.300 per Kg nya.Sebenarnya ada beberapa kekuatiran yang mengusik disaat musim panen kali ini. Dimana panen tidak serta merta secara otomatis menurunkan harga beras, kata Gunawan.
Gunawan menyebutkan beberapa hal yang mengusik diantaranya adalah adanya kemungkinan penurunan yang terbatas pada harga beras selama musim panen berlangsung. Ini akan menjadi masalah karena harga beras kedepan bisa dengan mudah berbalik arah dan mengalami kenaikan. Terlebih jika panen yang terjadi saat ini justru tidak membuat cadangan beras produsen naik signifikan, paparnya.
Ditambahkannya,ada kecenderungan sirkulasi pasokan beras di level kilang berputar dengan sangat cepat. Yang menandakan bahwa beras yang diproduksi tidak mengendap dalam waktu yang lama seperti biasanya.
Hal ini bisa terjadi jika beras SPHP tidak membanjiri pasar. Dan langkah Bulog ini saya pikir sudah tepat jika ingin menekan harga di lapangan, imbuhnya.
Bagi pemerintah sebaiknya melakukan estimasi perhitungan pasokan dimasa mendatang. Kita sangat bergantung pada data yang akurat untuk memastikan bahwa stok di masa datang akan mampu memenhuhi semua kebutuhan beras masyarakat. Untuk menghindari potensi terjadinya gejolak harga beras disaat musim panen usai, tutup Gunawan. (Abi)