MEDAN (HARIANSTAR.COM) - Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut) Doddy Zulverdi mengucapkan terimakasih kepada wartawan yang telah meningkatkan dukungan semua kegiatan BI Sumut untuk menyampaikan kepada masyarakat. Begitu pun dengan suport yang selama ini terjalin.
Hal ini diutarakan Doddy Zulverdi berhubungan perpindahan tugas menjabat sebagai Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur.
"Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan wartawan semua karena dalam waktu 15 bulan saya di sini (BI Sumut) saya rasakan dukungan sangat luar biasa. Meski kawan-wartawan sangat kritis tapi bisa dibilang pemberitaan yang disajikan cukup berimbang," kata Doddy Zulverdi pada pertemuan Pisa Sambut sekaligus Halal Bi Halal dan Bincang Bareng Media (BBM) yang diselenggarakan di Gedung BI Sumut Lt 9 Medan, Senin (8/5/2023) siang.
Acara yang diawali dengan makan siang bersama dan juga membahas perkembangan ekonomi global serta ekonomi Sumatera Utara ini juga turut dihadiri Kepala BI Sumut yang baru, IGP Wira Kusuma, Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, Ibrahim, dan Kepala Divisi Pengembangan dan Ekonomi BI Provinsi Sumut, Polrak Sitanggang.
Diungkapkannya lagi bahwa selama 15 bulan memimpin BI Sumut, support yang diberikan wartawan sangat luar biasa. "Untuk itu saya pribadi mengucapkan terimasih. Dan saya mohon maaf atas kekhilafan maupun statemen dan perbuatan yang menyinggung kawan-kawan semua," ungkapnya.
Disamping itu, Doddy juga sedikit memperkenalkan Kepala BI Sumut yang baru. Menurutnya, dikepemimpinan IGP Wira Kesuma bisa menjalin kerjasama yang baik. Sebab, kata dia, IGP Wira Kesuma sudah biasa berinteraksi dengan wartawan sewaktu bertugas di BI Pusat.
"Saya yakin dengan kapasitas dan pengalaman beliau (IGP Wira Kesuma) bisa menjalin kerjasama dengan kawan-kawan wartawan karena sudah biasa berinteraksi dengan wartawan di Pusat. Saya harap kawan-kawan wartawan dapat meningkatkan komunikasi yang baik dengan beliau," harapnya.
Sambung Doddy Zulverdi menjelaskan terkait pertumbuhan ekonomi global dan Sumut, seraya memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi global 2023 mencapai 2,6% di Ley tingginya ketidakpastian global, di mana lebih tinggi dibanding proyeksi sebelumnya sejalan dengan proses recovery membaik.
“Perkembangan tersebut didorong oleh dampak positif pembukaan ekonomi Tiongkok pasca pandemi Covid-19 khususnya pada sektor jasa, namun tidak memberikan efek dominan terhadap pertumbuhan ekonomi global,” ujarnya.
Ditambahkan dia, dimana pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) pada triwulan I/2023 masih kuat, namun masih terdapat risiko dari ketatnya pasar tenaga kerja di AS dan masih berlangsungnya pengetatan kebijakan moneter di negara maju, yang tercermin dari peningkatan Indeks Ketidakpastian Global AS.
“Ke depan, pemulihan ekonomi global diperkirakan akan tetap berlanjut seiring dengan pengetatan kebijakan moneter di negara maju yang diperkirakan mencapai puncaknya,” imbuhnya.
Disisi lain bahwa adanya perkembangan inflasi global saat ini pada proses disinflasi global berjalan lancar. Kemudian, persistensi inflasi dari sisi permintaan masih tinggi serta perbaikan ekonomi global di tengah keketatan pasar tenaga kerja di AS dan Eropa mengakibatkan prospek penurunan inflasi global berjalan lambat.
Kemudian, perbaikan ekonomi Tiongkok diprakirakan mendorong harga komoditas non-energi, di tengah harga minyak yang meningkat akibat ketersediaan pasokan lebih rendah. Sehingga kebijakan suku bunga masih tetap berlanjut, bahkan di negara berkembang kebijakan moneter ketat masih ditempuh secara agresif.
Adapun disinflasi negara maju (AE) yang lebih lambat menyebabkan suku bunga tinggi berpotensi bertahan lebih lama. Di negara berkembang (EM), kebijakan moneter ketat banyak ditempuh secara agresif karena suku bunga riil EM masih negatif.
Berlanjut ke ekonomi Sumut, diketahui bahwa ekonomi Sumut Triwulan 1-2023 masih tumbuh cukup baik sebesar 4,87% (yoy), meskipun melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,26% (yoy). “Perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumut seiring dengan tren moderasi harga komoditas ekspor utama Sumut yakni CPO dan adanya dampak dari fenomena cuaca ekstrem pada Triwulan l /2023 terhadap penurunan produksi komoditas pertanian seperti kelapa sawit,” pungkasnya.
Menurut Doddy, aktivitas ekspor-impor mengalami pelemahan di tengah akselerasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi PMTB dari triwulan ebelumnya.
“Adanya penurunan produksi sejumlah komoditas utama di Sumut sebagai dampak dari cuaca ekstrem pada Tw-123 serta adanya tren moderasi harga komoditas ekspor utama Sumut seperti kelapa sawit yang menahan aktivitas perdagangan internasional. Di satu sisi, konsumsi dan investasi tetap kuat,” tambahnya lagi.
Sementara itu, lapangan usaha, sektor pertanian, perdagangan maupun transportasi, dia ungkapkan pertumbuhannya melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Kemudian, deselerasi lapangan usaha Pertanian seiring dengan masuknya periode musim anam beberapa komoditas seperti beras, cabai merah cabai rawit dan bawang merah serta fenomena Cuaca ekstrem yang berdampak pada penurunan produksi beberapa komoditas pertanian.
“Selanjutnya, jumlah indikator seperti kredit perdagangan, UMKM dan transportasi serta prakiraan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) PBE yang melambat pada triwulan 1-2023 turut berdampak pada perlambatan lapangan usaha Perdagangan dan Transportasi ditengah sektor konstruksi juga industri yang masih terakselerasi,” katanya.(red/jae)